Sukmajaya, Depok Terkini
Walikota Depok Mohammad Idris meminta seluruh stakehoulder dapat memfasilitasi sekaligus menangani pencegahan penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Sydrome) di Kota Depok lewat sosialisasi.
"Saya sangat miris dengan banyaknya jumlah penderita Aids di Kota Depok. Namun demikian hal itu tidak mengurangi semangat pemerintah untuk terus melakukan kebaikan agar target bebas HIV Aids tahun 2025 bisa tercapai," ujar Idris saat menghadiri Gebyar Hari Aids Sedunia yang digelar Warga Peduli Aids (WPA) Kecamatan Cilodong, di area Car Free Day, GDC, Sukmajaya, Depok, Minggu (09/12/2018).
Menurut Idris, penularan HIV bisa dari berbagai jenis kegiatan baik kegiatan sosial maupun lainnya. Diantaranya dari jarum suntik, dan perilaku sek serta penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui. Karena itu, diperlukan kerjasama seluruh pihak dan stakehoulder harus memfasilitasi serta menangani pencegahan penyakit HIV Aids lewat sosialisasi.
"Kita juga jangan menjauhi penderita HIV Aids karena takut tertular, ini salah. Penularan HIV Aids tidak begitu saja terjadi, sekedar ngobrol saja tidak apa-apa. Namun HIV Aids merupakan permasalahan serius dan harus dicari solusinya agar permasalahan ini bisa selesai," harap Idris.
Sementara itu, Ketua WPA Kecamatan Cilodong, Nur Azizah mengatakan Jumlah penderita HIV AIDS di Kota Depok hingga tahun 2018 mencapai 1033 orang dan hal ini sudah mengkhawatirkan. Karena itu, guna mencegah agar tidak melebar dan masyarakat mengetahui cara menangani ODHA (Orang Dengan HIV AIDS), WPA Kecamatan Cilodong berupaya memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyakit HIV AIDS.
"Kami relawan WPA berupaya membantu menyelamatkan dan memberikan informasi secara utuh terkait HIV AIDS. Selama ini masyarakat belum banyak mengetahui tentang HIV Aids, dan dianggap sebagai sesuatu yang jelek terutama terkait dengan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA). Masyarakat meyakini bahwa HIV Aids itu adalah penyakit mematikan dan belum ada obatnya. Karena itu, kami ingin memberikan sosialisasi bahwa HIV Aids itu bisa terselamatkan dan penderita bisa hidup sebagaimana orang biasa dengan segala aktifitasnya," ujar Nur Azizah seraya berharap sosialisasi HIV Aids yang dilakukannya pemahaman masyarakat menjadi semakin utuh dan tidak lagi meminggirkan stigma HIV AIDS yang ada pada mereka.(ndi)
0 Comments