Teknologi Hijau Aquaponik Dukung Kemandirian Pangan Masyarakat Pasir Angin Bogor

 

Bogor, Depokterkini.com 

Upaya mendorong kemandirian pangan dan penerapan teknologi ramah lingkungan di Desa Pasir Angin Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor terwujud melalui kegiatan “Teknologi Hijau Aquaponik untuk Kemandirian Pangan Masyarakat Pasir Angin” yang berlangsung pada 1–3 Agustus 2025. Program ini diinisiasi oleh Politeknik Negeri Jakarta (Prodi Teknik Multimedia Jaringan, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro) di bawah kepemimpinan Dr. Prihatin Oktivasari, melalui hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Bima 2025 dari Kemenristekdikti-Saintek, dengan dukungan pemerintah daerah, akademisi, dan komunitas lokal.

Aquaponik merupakan teknologi pertanian terpadu yang menggabungkan budidaya ikan (akuakultur) dengan tanaman (hidroponik) dalam satu ekosistem berkelanjutan. Limbah ikan dimanfaatkan sebagai nutrisi tanaman, sementara tanaman menyaring air agar kembali layak bagi ikan.

Selama tiga hari, peserta mendapatkan rangkaian pelatihan, antara lain:

Pelatihan Teknis Aquaponik: Desain, perakitan, dan perawatan sistem skala rumah tangga hingga komersial.

Pelatihan Monitoring Kolam: Pengukuran pH, suhu, DO, manajemen pakan, pengendalian penyakit ikan, dan penggunaan sensor sederhana.

Praktik Lapangan: Pembuatan modul aquaponik dan instalasi perangkat monitoring di lahan percontohan Pasir Angin.

Diskusi & Sharing Session: Strategi keberlanjutan dan peluang usaha berbasis teknologi hijau.

Materi disampaikan oleh Idris Khaulani Muslich, Pendamping Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Bogor, yang menekankan manfaat aquaponik sebagai solusi atas keterbatasan lahan, perubahan iklim, dan biaya produksi pangan.

 “Aquaponik tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dapat menghasilkan ikan dan sayuran sehat secara bersamaan. Ini adalah langkah nyata menuju kemandirian pangan di tingkat desa,” ujarnya pada Minggu (3/8/25)

Masyarakat Pasir Angin termasuk kelompok tani ikan, kelompok ternak maggot, dan pelaku Kampung Ramah Lingkungan—berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Sistem aquaponik diharapkan mampu menyediakan pangan sehat untuk konsumsi warga sekaligus membuka peluang pasar lokal.

Menutup kegiatan, Dr. Prihatin Oktivasari berharap program ini menjadi awal dari gerakan berkelanjutan.

“Kegiatan ini hanya sebagai pemicu awal. Harapan kami, masyarakat dapat mengembangkan dan melanjutkannya secara mandiri,” ungkapnya.

Acara ditutup dengan serah terima alat dan sistem aquaponik serta peresmian Sentra Percontohan Aquaponik Pasir Angin, yang akan menjadi pusat edukasi dan inovasi pertanian berkelanjutan di desa tersebut.(ndi)



Post a Comment

0 Comments