Guru BK Bukan Debt collector atau Satpam

Sawangan | Depok Terkini

Para guru Bimbingan Konseling (BK) Sebagai konsultan mental spiritual kerap kali diperankan menjadi debt collector dan satpam terhadap anak didik bermasalah di sekolah-sekolah.

Keprihatinan terhadap fenomena tersebut diungkapkan oleh Pengawas Koordinator Bimbingan Konseling (BK) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Yanto didalam sambutan dan pengarahan pada pembukaan kegiatan Pelatihan Guru Bimbingan Konseling SMK se Kota Depok yang diadakan oleh Musyawarah Guru Bimbingan Konseling )MGBK) SMK Kota Depok di SMK Negeri 2 Depok, Sawangan,Selasa (18/11).

Dalam pemantauannya, Yanto menuturkan, guru BK di sekolah-sekolah umumnya diambil dari guru kelas atau bidang studi atau guru bergelar sarjana nonpendidikan konseling.Akibatnya kerap kali salah dalam penerapan pelayanan.Misalnya, guru BK diperankan memberikan sanksi bagi siswa yang telat tiba di sekolah atau belum melunasi uang sekolah.

“Para guru BK seringkali diperankan sebagai debt collector untuk menagih siswa yang belum membayar uang SPP (Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan} dan juga menjadi Satpam terhadap siswa yang terlambat datang ke sekolah,saya tegaskan guru BK bukan debt collector atau satpam,” ungkap Yanto.
 
Ketua MGBK SMK Kota Depok, DR Moch Soleh, Spd.MM mengatakan, kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kopetensi bidang konseling bagi para guru bimbingan konseling di SMK negeri maupun swasta yang selama ini bukan berlatarbelakang pendidikan bimbingan konseling.”Para guru BK mengemban tugas dan fungsi yang sangat penting dan strategis dalam membentuk karakter para siswa di sekolah.Dengan pelatihan ini agar nantinya tidak terjadi malapraktek dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada anak didik,” tegasnya.

Pelatihan Guru BK SMK Kota Depok bertema: Dengan MGBK SMK Kota Depok kita bangkitkan eksistensi dan peran guru BK SMK, yang dibuka resmi oleh Kabid Dikmenjur Disdik Kota Depok, Hj Siti Chaeriyah Aurijah diikuti sebanyak 120 guru BK SMK negeri dan swasta se Kota Depok.
Pelayanan guru BK di sekolah bisa optimal apabila adanya kerjasama yang sinergi antara guru BK, orangtua, lingkungan dan bahkan peran media massa juga tidak kalah penting.”Pelayanan BK bisa optimal apabila ada kerjasama yang sinergi guru BK, lingkungan, orangtua dan bahakn teman-teman media,” ucap Siti.

Kepsek SMK Negeri 2 Depok, Kholil mengharapkan agar para guru BK tidak hanya melayani siswa bermasalah saja, tapi juga melayani siswa-siswa berprestasi.”Bahkan, guru BK sebagai konsultan sekolah dalam memberikan pelayanan tidak terbatas pada anak didik bermasalah, tapi juga berprestasi dan para guru, yang bukan tidak mungkin mempunyai problem,” ujarnya.

Agar pelayanan guru BK lebih optimal, Pengawas Pembina SMK Disdik Kota Depok, Waluyo mengusulkan perlunya para guru BK membuat program pemetaan kelas, di mana mendata siswa-siswa yang perlu mendapat perhatian pembinaan konseling dan siswa yang berprestasi setiap kelas.”Guru kelas agar dapat membuat peta siswa-siswa yang perlu mendapat perhatian khusus, misalnya, nama-nama siswa tersebut dicatat didalam lembaran berwarna merah, atau lembaran berwarna kuning,” kata Waluyo.

Koordinator Penyelenggara Pelatihan Guru BK SMK Kota Depok, Suhasto mengatakan, pelatihah ini baru kali pertama sejak terbentuknya MGBK SMK pada 30 September 2014.”Kegiatan ini diikuti guru BK dari 121 SMK negeri dan swasta se Kota Depok,kegiatan ini akan berlangsung mulai 18 November 2014 hingg berakhir 25 Agustus 2015,” kata Suharto.(jay)