Indonesia Jadi Negara Lempengan Sabuk Penyakit Thalasemia

Beji | Depok Terkini

Thalassemia merupakan salah satu penyakit yang bersifat herediter yang berarti menderita gangguan atau kelainan darah dan akan diidap oleh penderitanya sepanjang hidupnya. Saat ini pemerintah belum memiliki program khusus untuk pencegahan thalassemia.
Akibatnya, dari tahun ke tahun jumlah penderita penyakit yang belum ada obatnya ini terus bertambah di Indonesia.

Doktor Keperawatan Universitas Indonesia (UI) Titi Sulastri mengatakan tiap tahun ada 2.500 penderita baru penyakit thalassemia. Ia pun meneliti tentang “Pengaruh Pemberian Asuhan Keperawatan Berbasis Modified Chronic Care Model Terhadap Kualitas Hidup Pasien Anak Usia Sekolah (7-15 tahun) Pengidap Thalassemia ß Mayor.” Tujuan penelitian Titi adalah untuk memperoleh model asuhan penyakit kronis pada anak usia sekolah yang mengidap Thalassemia ß Mayor untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

"Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa modified chronic care model efektif meningkatkan kualitas hidup anak, meningkatkan kemampuan pengelolaan diri anak, meningkatkan status fungsional anak dan meningkatkan sikap keluarga dalam merawat anak," katanya dalam Promosi Doktor di Gedung Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Depok, Rabu (7/1)

Berdasarkan hasil tersebut, Titi merekomendasikan agar model yang dia hasilkan dapat direplikasi di rumah sakit pemerintah lain. "Indonesia termasuk menjadi negara lempengan sabuk Thalassemia. Tidak bisa disembuhkan ini genetis diidap seumur hidup, dan tidak menular," jelasnya.

Selama rentang HB penderita dalam keadaan normal, maka dia akan baik - baik saja. Tetapi jika di bawah ambang batas, penderita bisa lemah lesu saat beraktivitas.

"Ini bisa dideteksi sejak bayi. Gejala utamanya anemia. Ke depannya kita kasih asuhan yang komprehnsif. Jadi jangan sampai kelebihan zat besi," tandasnya.