DRPM UI Gelar Seminar Bahas Solusi Krisis Listrik Indonesia

Beji | Depok Terkini

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat  Universitas Indonesia (DRPM UI) kembali menggelar Seminar dan Diskusi Nasional dengan tema “Kebijakan dan Langkah Strategis
dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.” di Balai Tirta UI  kampus Depok, Senin (30/3).

Adapun output dari setiap Seminar dan Diskusi  Nasional akan mengeluarkan sebuah buku putih  yang mencatat hasil diskusi yang diharapkan dapat dijadikan acuan di  dalam menetapkan kebijakan dan langkah strategis.

Hadir sebagai pembicara pada seminar tersebut adalah Sudirman Said,  S.E., Ak., M.B.A.(Menteri ESDM RI) ; Prof. Dr. H. Rizal Djalil (BPK RI), Prof. Dr. Anwar Nasution (Akademisi FEB UI) ; Dr.-Ing. Eko Adhi
Setiawan (Direktur TREC FTUI) dan dimoderatori oleh Effendi Ghazali,  Ph.D., MPS IDPenyelenggaraan

Menurut Rifelly Dewi Astuti, SE, MM, selaku Kepala Kantor Humas dan KIP UI. Seminar dilatarbelakangi atas krisis listrik yang  terjadi beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebabnya adalah  disparitas antara kebutuhan masyarakat dengan kemampuan Pemerintah di  dalam menyediakan listrik. Sejumlah daerah yang merasakan krisis listrik berada di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan wilayah Sulmapa (Sulawesi,
Maluku dan Papua).

Salah satu contoh disparitas tersebut adalah pertumbuhan penjualan tenaga listrik di Sumatera sebesar 9,4% per tahun  namun tidak dibarengi dengan kapasitas pembangkit dimana hanya mencapai
angka pertumbuhan rata-rata sebesar 5,2% per tahun. Demikian pula di  Kalimantan, pertumbuhan penjualan listrik mencapai rata-rata 10,5% per tahun sedangkan pertumbuhan kapasitas pembangkit rata-rata hanya 1% per  tahun.

Namun Pemerintah bukannya tinggal diam melainkan telah berusaha  memberikan pelayanan listrik kepada seluruh rumah tangga. Hal tersebut  dapat dilihat dari data rasio elektrifikasi yang menunjukkan peningkatan  selama 5 tahun terakhir (2014-2009).”walaupun rasio tersebut belum  menyentuh presentase 90% yang dapat diartikan bahwa masih ada 10% dari  total jumlah rumah tangga di Indonesia yang belum teraliri listrik,”ujar Dewi.

Dikatakannya, usaha pemerintah di dalam mengatasi krisis listrik tersebut mengalami  sejumlah kendala diantaranya pembangunan infrastuktur ketenagalistrikan.  Hasil pemeriksaan BPK menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dengan realisasi pembayaran senilai Rp5,949 triliun
tidak dapat diselesaikan dan terhenti karena Ijin Multi Year atas proyek-proyek tersebut telah habis. Beberapa masalah signifikan yang mengakibatkan tidak dapat diselesaikannya proyek-proyek tersebut adalah kendala dalam pembebasan lahan, perizinan, dan permasalahan teknis kontraktor.

Lebih lanjut, kata Dewi, kendala lain yang dihadapi adalah pemenuhan kebutuhan listrik masih didominasi oleh peran PT PLN (Persero) maupun Pemerintah (Pusat) dimana keterlibatan swasta maupun Pemerintah Daerah dirasakan
masih sangat kurang. Kebijakan pengembangan usaha ketenagalistrikan dengan hanya mengandalkan Pemerintah Pusat melalui dana APBN dan juga PT PLN tentunya kurang kondusif dalam upaya mempercepat pemenuhan kekurangan pasokan tenaga listrik.

Dewi menambahkan diharapkan seminar ini mampu mempertemukan dan mensinergikan pemikiran, ide, dan usulan dalam rangka perbaikan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan sehingga rencana Pemerintah dalam pembangunan pembangkit 35.000 MW dapat terlaksana.
 Direktur DRPM UI Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc.,PhD menyampaikan “Kegiatan ini
diharapkan dapat menjadi sebuah forum konstruktif di dalam membahas peran serta dan kontribusi yang dapat diberikan oleh seluruh pihak yang terkait. Universitas memiliki peran sentral di dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul pada bidang-bidang spesifik. Dengan demikian UI mampu menghasilkan para peneliti yang dapat menciptakan konsep dan strategi jangka panjang dalam rangka percepatan pembangunan negara yang didasarkan pada riset bermutu serta sinergi yang kuat antara birokrat, pelaku industri serta masyarakat profesi.”