Idris Minta Pengembang dan Pertokoan Tanam Pohon

Sawangan | Depok Terkini

Wakil Walikota Depok Muhammad Idris meminta komitmen dari para pengembang dan pengusaha untuk menanam pohon di area perumahan dan pertokoan sesuai dengan syarat ketika mengajukan perizinan. Hal itu ditegaskan Idris usai menanam pohon di pinggiran Situ Pengasinan, Sawangan, dalam rangka Hari Menanam pohon tahun 2015 yang jatuh pada 28 November lalu.

"Masih banyak wilayah yang belum ditanami pohon, termasuk wilayah perumahan dan pertokoan modern,"ujar Idris

Menurutnya, komitmen dari para pengembang dan pengusaha harus ditekankan lagi sesuai ketika mereka mengajukan izin mendirikan bangunan (IMB) terkait kewajiban menanaman pohon diarea bangunannya."Kita inginnya teduh, jangan sampai terjadi seperti salah satu pertokoan di Jalan Tole Iskandar yang tidak menanam pohon di area pertokoannya. Kita ingin ada ruang hijaunya, lihat saja area parkirnya gersang sekali,"ungkap Idris.

Meskipun Kota Depok mendapat penghargaan sebagai Kota yang paling banyak menanam di Jawa Barat, kata Idris, ternyata cara menanamnya tidak sesuai dan tidak benar."Banyak tanaman yang ditanam di jalan mati akibat sekedar menanam. Jadi harus dirubah lagi cara menanamnya."ungkap Idris.

Ia menambahkan, penghijauan di sejumlah jalan protokol dinilai sudah cukup, namun kedepan perlu dilakukan penambahan, seperti di jalan Kartini, Dewi Sartika, Cinere dan lainnya
Penanaman pohon juga dilakukan para aktifis lingkungan terdiri dari pelaku seni dan pecinta budaya melakukan penanaman pohon di sepanjang pinggiran Situ Pengasinan.

Aksi menanam tersebut sebagai rangkaian memperingati Hari Menanam Pohon yang dilakasanakan setiap 28November, sekaligus sebagai momentum menciptakan lingkungan yang lebih baik dimasa depan. Aksi menanam pohon bertemakan "Menanam Kebaikan untuk Depok kota Masa Depan" di prakarsai anggota Forum Komunitas Hijau, dan pelaku seni dan pecinta budaya.

Koordinator Forum Komunitas Hijau, Heri Saefudin mengatakan penanaman pohon sebaiknya jangan sekedar seremonial belaka, tetapi harus ada tindak lanjut berupaya perawatan dan kepedulian guna mewujudkan lingkungan yang lebih hijau."Kami mencoba untuk melakukan  kampanye hijau disela hingar bingar kampanye politik musim Pilkada ini,"pungkas Heri .

Didit, salah satu aktifis pecinta lingkungan menambahkan saat musim kampanye menjelang Pilkada ini banyak sampah visual yang merusak lingkungan, baik pepohonan maupun pemandangan. Didit menyayangkan selama ini media terkesan menganaktirikan gerakan hijau di Kota Depok, sehingga banyak kegiatan yang tidak terpublikasikan secara luas diketahui masyarakat. Padahal ini sangat diperlukan untuk menggugah kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya mewujudkan kota hijau dapat tercapai. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan karena keterbatasan yang dimiliki pemerintah.

" Apalagi budayagotong royong di masyarakat saat ini sudah mulai terkikis sehingga dibutuhkan pula peran serta pelaku seni dan budayawan untuk menggugah kesadaran masyarakat,"tutup Didit.(ndi)