Tim UI Raih Medali Emas Kompetisi Rekayasa Genetik Amerika Serikat

Beji, Depok Terkini

Tim mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih Medali Emas dalam ajang International Genetically Engineering Machine (IGEM) Competition 2018 di Boston, Amerika Serikat.

Tim UI  terdiri 14 mahasiswa lintas program studi berhasil mempresentasikan proyek inovasi berupa alat diagnosis difteri menggunakan bakteri rekombinan yang mampu lebih mudah, cepat, dan murah untuk penanganan diagnosis difteri di Indonesia. Penelitian berjudul "Finding Diphty" ini dipresentasikan di hadapan para juri yang berlangsung pada 24-28 Oktober 2018 lalu.

Ketua Tim UI, Valdi Japranata menuturkan, proyek penelitian ini bertujuan mewujudkan alat diagnostik wabah difteri di Indonesia yang terjangkau dan aman.

" Kami meneliti metode alternatif untuk mendeteksi toxin difteria dengan mengintegrasikan sistem kemotaksis Escherichia coli dengan reseptor heparin-binding EGF-like growth factor (HB-EGF) dan system fluorescence resonance energy transfer (FRET), yang terdiri atas gen LuxAB dan enhanced yellow fluorescence protein (eYFP). Hasil dari penelitian kami ini dapat diintegrasikan sistem kemotaksis. Ke depannya jika ada investor yang tertarik, kita bisa integrasikan  sistem ini ke e-coli. End product-nya bisa lebih mudah, murah, dan cepat,” kata Valdi.

Selain menjalankan proyek penelitian, tim ini juga menjalankan proyek sosial untuk meningkatkan kesadaran terhadap difteri. Tim Finding Diphty juga melakukan Penyuluhan Masyarakat meliputi kunjungan sosial ke Desa Cikidang, Jawa Barat serta melakukan edukasi terhadap masyarakat dengan forum diskusi pelajar yang bekerjasama dengan Nanyang Technological University, Singapura.

Untuk diketahui, IGEM 2018 merupakan kompetisi rekayasa genetika terbesar di dunia dengan jumlah peserta 321 tim lebih dari 100 negara. Kompetisi adalah kompetisi paling bergengsi di bidang genetika dan biologi molekuler. Dalam kompetisi ini setiap tim mendapat kesempatan untuk merancang dan membuat sistem biologis untuk dioperasikan ke dalam sel hidup. Selain itu tim juga dituntut untuk dapat mempromosikan dan mengaplikasikan sistem biologisnya untuk kepentingan masyarakat.(ndi)

Posting Komentar

0 Komentar