FGD PNJ Bahas Kebijakan Pengelolaan Pembangunan Desa Wisata Kampung Sawah

 


Bogor, Depok Satu

Dalam upaya mencari masukan terhadap kebijakan Desa Wisata di Kabupaten Bogor, tim peneliti  Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) menggelar focus group discussion (FGD) dengan tema "Respon Kebijakan Terhadap Pandemi Covid-19 dan Pertimbangan Untuk Perumusan Kebijakan Pengelolaan Pembangunan Desa Wisata Dimasa Depan" . 

FGD digelar pada Senin 10 Agustus 2020 di Desa Wisata Kampung Sawah, Desa Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Tim Peneliti, Dr. Nining Latianingsih,  anggota peneliti Dewi Winarni dan Naruluta Syarweni, Ketua Asosiasi Desa Wisata Kota Bogor, Deni Amar, Perwakilan Ketua Desa Wisata, tokoh masyarakat, pelaku UMKM, dan Ketua Homestay Desa Wisata.

Dr. Nining Latianingsih selaku Ketua Peneliti mengatakan tujuan dari FGD untuk menambah data dari penelitian Unggulan Perguruan Tinggi sekaligus sebagai masukan terhadap kebijakan Desa Wisata di Kabupaten Bogor.

Dalam kesempatan itu, Ketua Asosiasi Desa Wisata, Deni Amar menjelaskan saat ini ada 25 desa Wisata dan akan dikembangkan menjadi 100 desa dari 441 desa yang berpotensi sebagai desa wisata. Namun dalam perkembangannya terdapat kendala. Selain infrastruktur buruk, pengelola desa wisata juga terkendala dengan birokrasi pemerintah setempat."Dulu desa wisata kurang didukung oleh Kepala Desa, namun stelah diberikan pemahaman terkait manfaat desa wisata, beberapa Kades bersedia membentuk BUMDes di desanya masing-masing," ujar Deni.

Salah satunya adalah desa wisata Kampung Sawah di desa Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Bahkan Kepala Desa Cilember telah menerbitkan SK pengelolaan desa wisata tahun 2019.

Namun dengan adanya Pandemi Covid-19 ini, sambung Deni, sektor pariwisata daerah menjadi lumpuh dan sangat berdampak bagi desa wisata."Desa wisata kehilangan omset ratusan juta perbulan akibat pandemi covid-19," ungkapnya.

Karena itu, kata Deni, untuk mensiasati agar pendapatan tetap berjalan, para penggiat wisata ada yang beralih profesi sebagai pedagang dadakan dan ada juga yang aktif dalam kegiatan penanggulangan covid-19.

Dalam kondisi seperti ini, lanjut Deni, Asosiasi desa wisata bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor serta akademisi mulai melakukan pembenahan untuk menguatkan masyarakat agar sadar wisata. Kedepan diharapkan ada kebijakan sehingga desa wisata semakin berkembang lagi. Seperti penerapan Koperasi sebagai wadah untuk mengelola desa wisata, dan mempertahankan kebiasaan masyarakat setempat menabung Rp 200 perorang dalam tabungan paguyuban.

"Kebiasaan ini untuk membangun kebersamaan, sehingga  dampak pandemi covid-19 tidak begitu terasa dalam kehidupan. Termasuk membentuk Koperasi Desa wisata salam Medal Sejahtera,"  paparnya.

Deni menambahkan, kondisi pandemi covid-19 membuat masyarakat berbenah dengan menguatkan sadar wisata di masyarakat diantaranya pengunjung harus bersih, menyediakan ruang isolasi jika ada pengunjung terjangkit , menyediakan penyuluh kesehatan, dan tempat cuci tangan di kawasan desa wisata.

"Mudah-mudah pandemi ini segera berakhir. Masih ada yang perlu dilestarikan dari Kampung Sawah yaitu atraksi seni budaya, dan pelatihan melayani tamu," tandasnya.(wan)

Post a Comment

0 Comments