Arkeolog Indonesia Jadi Jembatan Masa Depan Bangsa Indonesia


Beji | Depok Terkini


Kajian arkeologi-sejarah di Indonesia lebih banyak dilakukan para arkeolog. Hal tersebut terjadi akibat warisan tradisi penelitian para ahli Belanda dahulu yang membahas situs-situs arkeologi-sejarah. Seluruh hasil kajian arkeologi, baik prasejarah atau arkeologi-sejarah memberi bukti perihal pencapaian kebudayaan nenek moyang yang pernah tinggal dan berkembang di kepulauan Nusantara.


Arkeolog Indonesia memegang peranan lewat hasil kajian arkeologi yang memperteguh kehadiran bangsa Indonesia dalam riwayat perkembangan umat manusia di dunia. “Selain lembaga-lembaga kajian arkeologi, telaah terhadap peninggalan purbakala dikembangkan oleh empat perguruan tinggi negeri yang memiliki Program Studi Arkeologi, yaitu Universitas Gajah Mada, Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Indonesia. Penelitian juga dilakukan Pusat Arkeologi, Direktorat Pelestarian Benda Cagar Budaya dan Permuseuman,” kata Guru Besar Arkeologi UI Agus Aris Munandar dalam pidato pengukuhan guru besar di Balai Sidang UI, Kampus UI Depok, Jawa Barat, Rabu (10/12) kemarin.


Keberhasilan penelitian arkeologi Indonesia, di antaranya Candi Siwa Prambanan yang selesai dipugar dan diresmikan Bung Karno di penghujung tahun 1954. Para ahli dari Departemen Arkeologi UI beserta mahasiswanya berhasil menemukan situs Batujaya di utara Karawang (1984). Penelitian terbaru di situs Trowulan bekas kota Majapahit berlangsung pada 2008 dan 2012.


Penelitian situs Gunung Padang di Cianjur sepanjang tahun 2013-2014 menyita perhatian masyarakat Indonesia dan dunia. Upaya pemeliharan dan pemanfaatan berbagai situs dinilai penting agar budaya masa lampau tetap terjaga. 


“Seluruh hasil penelitian arkeologi pada hakikatnya turut mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Segala temuan tentang masa silam adalah bukti dan ajaran bagi bangsa Indonesia di masa sekarang dan masa yang akan datang. Dalam hal ini, para arkeolog Indonesia sendiri yang mampu melakukannya karena mereka lahir dan dibesarkan di lingkungan budaya Indonesia,” tutup Aris