Teten Masduki Pemecah Belah Hubungan Jokowi-Mega

Jakarta | Depok Terkini

Fungsi dan tugas Kantor Staf Presiden (KSP) yang dipimpin Teten Masduki selama tiga bulan pasca menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan semakin tidak tentu arahnya. Sebagai lembaga yang didirikan untuk tujuan melakukan pengendalian dalam rangka memastikan terwujudnya janji Nawa Cita Presiden Joko Widodo (Jokowi), KSP yang dipimpin Teten Masduki tidak memberikan efek positif.

“Presiden Jokowi harus segera mencopot Teten, karena membahayakan terwujudnya program Nawa Cita,"ujar relawan pendiri Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Syafti Hidayat Sitorus, di Jakarta, Kamis (12/11).

Ketua tim reformasi birokrasi rumah transisi ini menegaskan, selama kepemimpinan Teten Masduki di KSP tidak ada program yang berjalan baik di KSP yang sesuai dengan tupoksinya. KSP mempunyai tugas utama dalam percepatan program-program prioritas yang dicanangkan oleh Presiden beserta capaian dan penyelesaian hambatan (de-bottlenecking) secara
komprehensif.

"Tugas KSP selama Teten menjabat tidak jelas, malah Teten diduga cawe-cawe dalam urusan Freeport," kata Syafti.

Baru-baru ini, lanjut Syafti, ia mendengar kabar bahwa Teten memanggil Direktur Jenderal Pajak ke kantor KSP untuk membicarakan persoalan pajak yang menyangkut British Petroleum Indonesia. “Ini bahaya, tidak sesuai tugasnya, akan membahayakan Nawa Cita,” katanya.

Bahkan Syafti menduga, keretakan hubungan antara Presiden Jokowi dan partai pendukungnya di Koalisi Indonesia Hebat (KIH) terutama dengan partai utama pengusung Jokowi yakni PDI Perjuangan akibat adanya proteksi ketat dari kalangan dalam istana bagi pihak luar termasuk partai politik untuk berkomunikasi dengan Presiden. "Bukannya menjalankan tugas sebagai Kepala Staf, malah sibuk menghalangi komunikasi Presiden, membisiki Presiden dengan isu-isu yang tidak
benar, " ucapnya.

Mantan Ketua Tim Reformasi Birokrasi Rumah Transisi ini menyarankan, Presiden harus segera mengganti posisi Kepala Staf Kepresidenan agar tugas dari KSP bisa berjalan sehingga penyelesaian masalah-masalah teknis dalam menyukseskan program prioritas pembangunan nasional bisa berjalan lancar. "Saya kira Teten jadikan saja Jubir Presiden, dia lebih cocok disana," katanya.

Menurutnya, sosok yang cocok untuk menggantikan Teten adalah tokoh-tokoh relawan yang sudah terbukti dalam menyukseskan Jokowi menjadi Presiden. Para relawan sudah dekat dengan masyarakat, sehingga akan memudahkan kinerja KSP dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. “Saya kira Budi Arie Setiadi (Projo) atau Muhammad Yamin (Seknas) sebagai pentolan para relawan cocok menggantikannya,” katanya.

Seperti diketahui, dalam pemerintahan Presiden Jokowi dibentuk lembaga baru yakni Kantor Staf Presiden. Dibentuknya KSP bertujuan untuk menyukseskan program-program prioritas nasional agar dilaksanakan sesuai visi dan misi presiden, penyelesaian masalah secara komprehensif terhadap program-program prioritas nasional yang dalam pelaksanaannya mengalami hambatan, percepatan pelaksanaan program-program prioritas nasional, pemantauan kemajuan terhadap
pelaksanaan program-program prioritas nasional, pengelolaan isu-isu strategis, pengelolaan strategi komunikasi politik dan diseminasi informasi, penyampaian analisis data dan informasi strategis dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan, pelaksanaan administrasi Kantor Staf Presiden, dan pelaksanaan fungsi lain yang ditugaskan Presiden.
(Syafti Hidayat Sitorus Pendiri Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Ketua Tim Reformasi Birokrasi Tim Transisi (0813 1102 8333).(huma)