Jelang Penetapan, Negative Campaign Serang Pasangan Calon

Sawangan | Depok Terkini

Suhu politik jelang penetapan pasangan calon walikota-wakil walikota Depok oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 24 Agustus mendatang kian memanas. Bahkan negative campaign mulai dilakukan oleh orang tak bertanggungjawab terhadap kubu Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi (DB), dan Idris Abdul Shomad-Pradi Supriatna (IAS-PAS).  

Negatif campaign Pasangan Dimas-Babai contohnya dihembuskan isu SARA,  sedangkan pasangan Idris-Pradi diserang oleh dugaan ijazah palsu.   Menanggapi hal tersebut, kedua pasang calon lebih memilih meredam emosinya ketimbang harus meladeni isu yang dianggap mereka tak benar adanya.
Hal itu pula lah yang dilontarkan oleh pasangan DB. Babai Suhaimi selalu menegaskan bahwa pasangan duetnya yakni Dimas Oky Nugroho adalah seorang muslim sejati. Bahkan dikatakannya, bahwa Dimas fasih dalam membacakan ayat suci Al-Quran.  

"Isu-isu tersebut sengaja dihembuskan untuk menjatuhkan kami. Sekali lagi kami jelaskan bahwa Bang Dimas adalah muslim sejati. Tidak benar kalau ada yang mengatakan beliau non muslim," ujar Babai dalam berbagai kesempatan beberapa waktu lalu.  

Tak hanya itu, Babai juga menegaskan bahwa Dimas Oky Nugroho terlahir dari keluarga Nahdatul Ulama (NU). "Ibu bapaknya orang NU, keluarganya sangat religius. Jadi itu isu yang menyesatkan," tegasnya.  

Sementara itu, negative campaign juga dirasakan oleh pasangan IAS-PAS. Di mana, pasangan calon walikota-wakil walikota yang diusung dari Partai Gerindra dan PKS serta didukung oleh Partai Demokrat itu diserang dengan dugaan ijazah palsu IAS.   Ada pihak yang meragukan keaslian jazah Sekolah Dasar (SD) milik IAS. Pasalnya, ijazah tersebut tidak sesuai dengan nama aslinya. Di mana, di dalam ijazah SD milik IAS hanya tertulis nama yakni M Idris, sedangkan nama lengkap IAS yakni Idris Abdul Shomad.  

Menanggapi hal itu, IAS yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Walikota Depok mengungkapkan, bahwa dalam situasi politik saat ini hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar.

"Namun yang harus dihindari adalah black campaign atau fitnah. Jangan sampai dijadikan celah hingga munculnya kasus hukum, itu kami tidak inginkan. Kami akan meredam jika ada hal-hal semacam itu dan tidak langsung bereaksi," ungkapnya.  

Hal itu pula lah yang akan diterapkan kepada tim pemenangannya nanti. Jika ditemukan hal tersebut dirinya lebih memilih pencitraan. "Kami akan arahkan tim untuk mengangkat kebaikan-kebaikan apa yang telah kami lakukan," pungkasnya.(rt)