35 Penyandang Disabilitas Ikut Pelatihan Otomotif dan Menjahit

Balaikota | Depok Terkini

Sedikitnya 35 siswa penyandang disabilitas dari Yayasan Pendidikan Luar Biasa (YPLB) Nusantara ikut dalam pelatihan otomotif dan menjahit yang digelar Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kota Depok.

Diah Sadiah selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) dilaksanakan pelatihan dilandasi undang-undang No 11 Tahun 2009 tentang kesehjateraan sosial, dan no 19 tahun 2011 tentang pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Sasaran usia mampu latih dan potensial sebanyak 30 orang, 15 perempuan dan 15 laki-laki,. Pelatihan dilaksanakan 29 Oktober-24 November.  Jenis pelatihan yang diberikan berupa otomotif dan menjahit.

"Mereka langsung dilatih selama 20 hari kerja di dua perusahaan, yaitu di bengkel Amijaya Motor Jalan Raya Bogor sebanyak 17 orang, dan di KL Mas Garment Jalan Tole Iskandar sebanyak 18 orang,"ujar Diah.

 Adapun tujuan pelatihan, kata Diah, diharapkan dari 35 peserta bisa hidup mandiri dan berusaha sehingga tidak tergantung kepada orang lain. Manfaatnya untuk meningkatkan kesehjateraan. Sedangkan anggaran pelatihan didanai dari APBN Kementerian Sosial RI, dan Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa, Cibinong, serta APBD Kota Depok melalui Disnakersos.

Wakil Walikota Depok, Muhammad Idris dalam kesempatan itu mengatakan, bekerja merupakan sebuah kewajiban dalam kehidupan. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, bekerja merupakan sebuah hak bagi seluruh warga negara Indonesia. Artinya setiap warga berhak mendapatkan kesempatan bekerja tanpa kecuali serta dilindungi undang-undang.

"Sepengetahuan saya, ada peraturan yang mengatakan perusahaan harus menerima penyandang disabilitas sebanyak satu persen. Kalau ada pengaduan menolak akan terkena sanksi berupa enam bulan penjara, dan denda Rp.200 juta,"ungkap Idris.

Menurut Idris, pelatihan ini akan memberikan bekal ketrampilan dibidang otomotif dan menjahit, juga memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa para penyandang disabilitas memiliki potensi yang harus dikembangkan, tidak boleh dimatikan.

"Mereka punya kemampuan yang berbeda, bisa melalui seni suara dan lainnya. Mereka juga punya kesetaraan hak dan kesempatan untuk bekerja dalam kehidupan kemasyarakatan tanpa membedakan agama, suku dan lainnya. Termasuk fasilitas sarana dan prasarana bagi mereka,"tutur Idris.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa, Cibinong, Yulia Suhartini, dan Ketua Komisi D DPRD Depok, Hafiz Nasir.(ndi)