Hari Peduli Sampah, Walikota Lauching "Plastik Berbayar"

 Kota Kembang | Depok Terkini



Walikota Depok, Muhammad Idris melaunching kebijakan plastik berbayar dalam rangka memperingati Aksi Hari Sampah Peduli Nasional tahun 2016 di area Grand Depok City, Sukmajaya, Depok, Minggu (21/2).

Menurut Idris, penggunaan plastik berbayar ini masih bersifat himbauan melalui surat edaran yang dibagikan kepada supermarket di Kota Depok. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan dengan plastik.

" Bagi masyarakat yang berbelanja di supermarket jika ingin menggunakan plastik ya harus beli, tidak gratis lagi. Kalau tidak mau beli, ya harus bawa tas dari rumah,"jelas Idris didampingi Kepala BLH Kota Depok Wijayanto.

Dikatakan, penggunaan plastik berbayar ini masih uji coba dan jika berjalan efektif dan masyarakat mulai sadar untuk tidak lagi ketergantungan dengan plastik, maka akan kita tingkatkan lagi menjadi sebuah aturan.

"Saat ini sudah 13 retail yang sudah terikat untuk melaksanakan plastik berbayar, nantinya penggunaan plastik berbayar akan diterapkan di semua retail. Perlu disosialisasikan dulu,"jelasnya.

Idris mengimbau semua element melakukan pengawasan terhadap kebijakan plastik berbayar ini. Aparatur di wilayah seperti Kecamatan dan kelurahan akan dilibatkan, termasuk kader pkk untuk mengawasi program ini sehingga menjadi sebuah gerakan."Plastik berbayar ini tidak membebankan warga, bayarnya cuma dua ratus perak saja perkantongnya. Tetapi yang kita sadarkan tujuannya bukan masalah harganya,"tandas Idris.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Depok, Wijayanto menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan para pengusaha retail modern yang ada di Kota Depok. Selain itu juga dilakukan deklarasi Indonesia Bebas Sampah 2020 sekaligus Depok bebas Sampah 2020, sekaligus penandatanganan komitmen para pengusaha retail untuk menerapkan plastik berbayar."Kami juga sudah sosialisasikan kepada masyarakat apabila belanja agar membawa kantong plastik sendiri. Lauching plastik berbayar ini juga dilakukan di  12 Kota besar di Indonesia,"pungkas Wijayanto.(ndi)