15 Sekolah Dicanangkan Jadi Sekolah Adiwiyata

Balaikota | Depok Terkini

Sebanyak 15 Sekolah di Kota Depok berhasil meraih predikat sebagai Sekolah Adiwiyata yaitu sekolah berbasis lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kelima belas sekolah tersebut adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Mekarjaya 21, Kemiri 1, Sukamaju 5, Pondok Cina 3, Pasir Gunung Selatan 3, SDI Al-fikri, Lazuardi GIS, SDK Tirta Marta BPK Penabur Cinere, Baktijaya 1, Ratujaya 4, SDI Ar-Ridha Al-Salam, SDIT Al Hikmah, SMPN 6, SMPN 12, dan SMPN 19 Depok."Selamat kepada sekolah yang berhasil dan memenuhi persyaratan mengelola sekolah berbasis kepada lingkungan,"ujar Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail usai memberikan penghargaan kepada 15 Kepala Sekolah peraih Adiwiyata di lapangan Balaikota Depok, Selasa (15/12).

Dengan pendekatan berbasis lingkungan itu, Nur berharap sekolah mampu mendidik dan membentuk karakter siswa menjadi lebih inspiratif, inovatif dan lebih terbuka dalam mengembangkan lingkungannya. Dengan Adiwiyata ini juga mendorong penyelenggara sekolah untuk terus termotivasi dalam membangun pola kehidupan yang lebih baik.

"Dengan sistem Sekolah berbasis lingkungan, saya optimis akan terjadi sinergi dan simbiosis antara penyelenggara pendidikan dan siswa untuk membentuk karakter dan lulusan yang optimal."Sekolah-sekolah dibawah Kementerian agama hendaknya ikut berpartisipasi, faktanya ada sekolah Islam dibawah Kementerian Pendidikan yang berhasil meraih Adiwiyata. Penyelenggaraan Adiwiyata ini tidak dibatasi hanya untuk Kemendikbud, karenanya Kementerian agama perlu melakukan pembinaan yang sama dan kolaborasi dengan dinas terkait."ungkap Nur Mahmudi.

Ia menambahkan, Sekolah penerima Adiwiyata tahun ini meningkat dari enam sekolah menjadi 15 sekolah."Terjadi peningkatan yang cukup signifikan, mudah-mudahan tahun depan bisa lebih banyak lagi,"harap Nur Mahmudi.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Depok, Wijayanto mengatakan, penilaian Adiwiyata dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kota, provinsi sampai nasional. Kriteria penilaian yakni pemilahan sampah, pengolahan sampah, daur ulang sampah, penghijauan, kebersihan lingkungan, Pola Bersih Hidup dan Sehat (PHBS), kurikulum, kegiatan ekstra kurikuler."Kita lakukan pembinaan ke sekolah, prosesnya hampir satu tahun. Hal ini merupakan bagian dari upaya membudayakan kebersihan, hijau dan lestari bagi generasi muda yang dimulai dari sekolah," ungkap Wijayanto.(ndi)